Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Kepemimpinan Hindu


A.  Pendahuluan
Berbicara tentang kepemimpinan dalam ajaran agama hindu , mengingatkan kita akan kebesaran nama Maharsi Kautilya. Beliau dikenal  juga dengan nama Maharsi Chanakya. Maharsi Kautilya merupakan konseptor dalam penataan sistem pemerintahan di Kerajaan Magadha, yang saat itu dipimpin oleh putra mahkota bernama Chandra Gupta yang memerintah kurang lebih tahun 350 SM. Ilmu pengetahuan yang disusun oleh Maharsi Kautilya yaitu Arthasastra. Kitab ini lebih dikenal dengan  nama Danda Niti dan pernah juga disebut Raja Dharma atau Raja Niti dan Kautilya Arthasastra.
Sejarah membuktikan bahwa agama hindu tidak saja merupakan agama yang tertua keberadaanya didunia, melainkan juga sebagai agama yang mampu menjiwai seluruh aspek kehidupan umat manusia. Hal ini disebabkan karena agama hindu yang disebut dengan nama Sanathana Dharma diwahyukan oleh Sang Hyang Widhi untuk meningkatkan peradaban hukum atau aturan yang dapat membimbing umat manusia untuk mewujudkan tujuannya yang dikenal dengan istilah “ Moksartham jagadhita ya ca iti dharma”.
Banyak orang yang bisa menjadi pemimpin, tetapi tidak banyak di antara yang bersangkutan bisa menjadi pemimpin karena yang bersangkutan hanya memahami dan mengerti tentang kepemimpinan. Apakah kepemimpinan itu dan siapakah pemimpin itu.


B.  Pengertian Kepemimpinan
Kata Kepemimpinan berasal dari kata dasar pimpin yang berarti bombing atau tuntun. Dari akta pimpin lahirlah kata kerja pemimpin yang artinya membimbing atau menuntun, dan kata benda”pemimpin”, yaitu orang yang berfungsi memimpin atau menuntun atau orang yang membimbing. Kepemimpinan memiliki berbagai macam pandangan seperti Leader ship”leader” dari kata asing, management dari kata ilmu administrasi dan Nitisastra dari kata hindu, serta yang lainnya.
Kata Nitisastra berasal dari bahasa Sanskrta, dari kata niti dan sastra. Niti berarti kemudi, pemimpin, politik dan social etik, pertimbangan, dan kebijakan. Sedangkan, kata sastra berarti perintah, ajaran, nasihat, teori dan tulisan ilmiah. Kata Nitisastra dapat juga diartikan ilmu yang bertujuan untuk membangun suatu Negara baik darri segi tata Negara, tata pemerintahan maupun tata masyarakatnya. Sehubungan dengan pembangunan Negara, pemerintahan, dan masyarakat berdasarkan Nitisastra, ajaran agama hindu dapat memberikan nilai-nilai moril dari wujud pembangunan tersebut. Dalam hal ini Nitisastra dapat berarti suatu konsepsi penataan pemerintah dan pembangunan Negara secara umum yang bersifat universal dan teoritis, namum memiliki nilai praktis.
Nitisastra merupakan sumber kepatuhan warga Negara pada hukum dan kebijaksanaan pemerintah dari Negara yang bersangkutan karena Nitisastra mengajarkan umatnya untuk selalu ikut serta dalam pembinaan Negara. Strategi utama yang dimiliki Nitisastra sebagai ilmu pemerintahan berlandaskan ajaran agama hindu adalah ikut serta membina umat hindu untuk menjadi warga Negara yang patuh dan bertanggung jawab dalam mewujudkan keselamatan Negara dan tujuan Negara. Nitisastra dapat juga dipergunakan untuk membuat rumusan kembali, mengakulturasikan konsep dengan konsep yang lainnya..Sehubungan dengan keberadaan Negara, pemimpin, dan kepemimpinan, didalam kitab Manavadharmasastra disebutkan :
“Brahman praptena samskaram ksatriyena yatha widhi, sarwasyasya, yathanyayan kartawyan pariraksanam”
(Manavadharmasastra, VII.2)
Artinya
Ksatria (pemimpin) yang telah menerima sakramen menurut Veda, berkewajiban melindungi seluruh dunia dengan sebaik-baiknya.

            Berdasarkan uraian di atas dapat di pahami bahwa Negara dan pemerintah memiliki peran kepada masyarakat yang dipimpinnya. Dari sinilah kita rasakan arti penting dari pemimpin dan kepemimpinan(Nitisastra). Berdasarkan urain di atas dapat disimpulkan pengertian Nitisastra adalah sebagai berikut :
            Nitisastra merupakan ilmu pengetahuan tentang tata Negara. Nitisastra adalah suatu ilmu yang bertujuan untuk mempelajari suatu Negara, baik dari segi politik tata Negara, tata pemerintahan, dan tata kemasyarakatan dengan meletakkan nilai-nilai moral agama hindu yang bersifat universal sebagai landasannya.
            Sesungguhnya istilah kepemimpinan tidak sama dengan management, namun keduanya itu sulit untuk dipisahkan. Adapun perbedaan antara kepemimpinan dengan management adalah Management adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pejabat-pejabat pimpinan(managers) untuk mengarahkan dan mengerahkan segala sumber (dana dan daya) untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien(Prof. Drs. S. Pamudji, MPA). Sedangkan kepemimpinan adalh suatu sistem mengoordinasikan kemampuan untuk mengadakan perencanaan dan kemampuan menggerakkan, serta dapat mengadakan pengawasan. Kepemimpinan adalah tindakan-tindakan pemimpin menurut tugas dan fungsi pokoknya. Kepemimpinan adalah seni untuk memengaruhi tingkah laku orang atau manusia sehingga tergerak untuk mengikuti kemauannya dengan iklas untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kemampuan untuk menggerakkan orang lain dalam upaya mencapai tujuan tertentu atau tujuan bersama, (Howart W. Heyt, The Art of Leadership).
            Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulka bahwa seorang pemimpin harus memiliki kemampuan, pengetahuan, dan kelebihan tertentu dari bawahannya sehingga dengan kelebihannya itu maka bawahannya menjadi patuh, taat, dan percaya dalam rangka melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan bersama. Untuk menjadi pemimpin yang baik, seseorang hendaknya memiliki sifat-sifat yang lebih dari seseorang yang dipimpinnya.
Kelebihan sifat-sifat yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut :
1.      Kelebihan dalam mempergunakan rasio atau pikiran
2.      Kelebihan dalam bidang rohaniah
3.      Kelebihan dalam bidang jasmaniah.

Selain kelebihan sifat-sifat tersebut diatas, seorang pemimpin dituntut juga untuk memenuhi persyaratan-persyaratan lainnya seperti
a.       Intelegensi adalah kemampuan dalam mengobservasi pengetahuan, kemampuan menghadapi situasi baru, kemampuan melihat hubungan antara kenyataan dalam situasi baru. Dengan intelegensi tinggi memungkinkan seorang pemimpin untuk mengambil keputusan secara tepat dann cepat.
b.      Karakter adalah sifat-sifat kepribadian yang berhubungan dengan nilai-nilai. Karakter meliputi semua gejala pada seseorang yang dilihat dari pandagan benar atau tidaknya, baik atau buruknya. Gejala karakter ini dapat dilihat dari kesungguhan, kejujuran, dan kepercayaan.
c.       Kesiapsiagaan adalah selalu awas dan waspada terhadap segala kemungkinan yang terjadi, ini dapat dilakukan dengan memelihara fisik dan mempertinggi kesadaran jiwa.
d.      Jujur atau satya adalah kesetiaan.
Kesetiaan (satya) merupakan kode etik dari setiap umat hindu. Hal ini ditegaskan dalam sloka satya mukhaning dharma artinya kesetiaan adalah puncaknya agama. Satya atau kesetiaan dalam ajaran agama hindu ada lima, yang disebut dengan Panca Satya. Bagian-Bagiannya terdiri dari berikut ini :
1.      Satya hradaya adalah jujur terhadap diri sendiri atau pikiran.
2.      Satya wacana adalah jujur terhadap ucapan atau perkataan.
3.      Satya semaya adalah setia terhadap janji, yakni konsekuen atau selalu berusaha menempati/memenuhi segala janji yang pernahdiucapkan atau disampaikan.
4.      Satya mitra adalah setia terhadap sahabat, walaupun dalam keadaan bagaimana pun juga.
5.      Satya laksana adalah jujur dalam perbuatan atau tindakan, yakni tidak berbuat curang kepada sesama.


C.  Tujuan Kepemimpinan Hindu
Tujuan hidup menurut ajaran agama hindu adalah tercapainnya kesejahteraan hidup jasmani ”jagadhita” dan kebahagiaan hidup rohani “moksa”. Untuk mewujudkan tujuan hidup itu umat hendaknya melaksanakan ajaran “Catur Purusartha’ yaitu empat tujuan hidup manusia yang utama. Empat tujuan hidup adalah dharma, artha, kama, dan moksa. Keempat unsur tujuan hidup manusia tersebut merupakan jalinan yang tak terpisahkan keberadaannya. Oleh karena itu, jalinan tujuan hidup manusia tersebut lebih dikenal dengan istilah “Catur Marga”.
Dengan kemampuan manusia yang terbatas, idealnya mereka hendaknya melaksanakan kerjasama secara permanen dan berkesinambungan dengan sesamanya. Bentuk kerjasama sangat permanen dan lengkap itu untuk umat manusia disebut dengan nama ‘Negara’.Negara sebagai wadah umat manusia untuk mewujudkan cita-cita hidupnya memiliki empat prinsip dasar, antara lain disebutkan sebagai berikut :
1.      Machstaat adlah prinsip Negara untuk menguasai segala potensi yang dimiliki oleh Negara yang bersangkutan untuk diabdikan kembalipada tujuan masyarakat Negara itu.
2.      Rechtstaat adalah prinsip Negara yang bertujuan untuk mengatur kehidupan Negara agar berbagai keadaan dan kepentingan yang berbeda-beda dapat diatur dalam rangka mempercepat tercapainnya tujuan Negara.
3.      Polisistaat adalah suatu prinsip Negara yang memandang segala seluk beluk kehidupan Negara harus dijaga agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan demi terwujudnya tuuan Negara tepat pada sasarannya.
4.      Supervisorystaat adalah prinsip Negara yang memandang bahwa fungsi Negara ialah mendorong segala unsur-unsur Negara untuk lebih cepat mencapai tujuan.
Ajaran agama hindu yang berorientasi pada kehidupan bhuana agung dan bhuana alit memberikan pandangan bahwa bernegara merupakan suatu yang sangat penting dan mendasar. Cabang yang secara khusus membicaraka masalah kehidupan bernegara disebut Nitisastra. Konsep ini tentang kehidupan bernegara seperti bentuk Negara, tujuan Negara, kedaulatan Negara, dan kepemimpianan. Tuntunan hidup untuk menjadi warga Negara yang baik termuat dalam sastra agama hindu yang memberikan kesempatan memimpin Negara, baik sebagai pemimpin tingkat tinggi, rendah, maupun menengah dan juga untuk memimpin diri sendiri.
Tuntunan ajaran agama hindu berguna untuk umatnya untuk menjadi warga Negara yang baik untuk membentuk warga Negara yang taat.Sedangkan bagi umat yang mendapat kesempatan menjadi pemimpin Negara, tuntunan ini bertujuan untuk membentuk pemimpin yang baik, kuat, bersih, dan berwibawa. Ajaran agama hindu mengandung Kristal-kristal tentang kehidupan beragama dan bernegara. Kristalisasi nilai ajarana agama hindu ini terdapat dalam kitab suvi Veda, yang dituangkan dalam bentuk kitab tafsir seperti Ramayana, Mahabarata, Purana, Bhagavadgita, Sarasamuccaya, Manusmerti, dan kitab agama hindu lainnya.Kitab-kitab ini menuntun manusia agar tahu swadharma sebagai masyarakat dan sebagai pemimpin masyarakat serta memuat cerita yang menceritakan keadaan masyarakat.
Kesejahteraan masyarakat Negara akan terwujud apabila setiap warga mau berjuang untuk mensejahtrakan dirinya, keluarga, dan lingkungannya. Dari diri umat manusia akan tentram apabila atmannya menguasai budhi, budhinya menguasai manah, manahnya menguasai perasaan atau manahnya dikuasai rajah, rajahnya dikuasai oleh tamas dan tamasnya dikuasai oleh sattwan. Pemahaman sastra-sastra agam hindu dalam menanamkan  ketaatan pada negaranya dengan cara membandingkan umatnya yang penghinat dengan umatnya yang menaati Negara. Penghianat selalu berakhir dengan kehancuran dan pengabdian pada Negara selalu diakhiri dengan kebahagiaan.  Agama Hindu tidak membenarkan seorang pemimpin Negara menjadikan kesibukan sebagia alasan untuk tidak memberika perhatian pada pembinaan pribadinya. Demikian pula kehidupan dari pemimpin Negara hendaknya dapat dijadikan contoh oleh keluarga dan warga negaranya. Kitab suci veda menyebutkan sebagai berikut :
“Guna manta sang Dasaratha, wruh sira ring veda  bhakti ring dewa tar malupeng pitra puja, masih ta sireng swagotra kabeh”
Artinya :
Sangat utama beliau sang Dasaratha, Sri Baginda ahli Veda(ilmu pengetahuan) dan sujud bhakti ke hadapan Tuhan, tidaklah lupha beliau melaksanakan pemujaan ke hadapan Leluhurnya, Sri Baginda sangat mencintai keluarga dan masyarakatnya.

Di dalam ajaran agam hindu dalam sastraya memuat tentang berbagai macam kewajiban-kewajiban. Tentang cara-cara memengaruhi memengaruhi masyarakat untuk tujuan positif dan memajukan sastra-sastra agama hindu. Dengan demikian , sastra-sastra agama hindu bukan hanya memuat tentang ajaran yang bersifat rohaniah namun juga yang bersifat duniawi. Di dalam kitab Manavadharmasastra disebutkan sebagai berikut :
            “Rtam rtabhyam jiwettu mrtena pramrtena wa, satyanrtabhyamapi wan a cwawrttya kadacana”
                                                                                          (Manavadharmasastra,IV.4)
Artinya :
Ia hendaknya hidup dengan Rta, amrta atau dengan mrta dan dengan pramrta atau dengan cara yang dinamai satya nrta tetapi jangan sekali-kali dengan swawrti.

            Rta yang dimaksud adalah padi yang menguning, amrta yang dimaksudkan ialah segala yang diberikan tanpa diminta, mrta yang dimaksudkan ialah makanan yang dapat dari memiinta dan hasil pertanian yang dimaksud adalah yang disebut pramrta.


D.  Fungsi Kepemimpinan Hindu
Setiap orang dalam hidup dan kehidupan ini berkewajiaban untuk “berkarma” berbuat. Kewajiaban adalah tugas yang harus dilakukan dan hak adalah sesuatu yang menjadi wewenang untuk diambil.
Tugas dan wewenang atau hak dan kewajiban seseorang adalah dua yang sulit untuk dapat dipisahkan karena tidak ada tugas yang dapat dikerjakan oleh seseorang tanpa wewenang. Dan sebaliknya tidak ada wewenang yang dapat dioeroleh seseorang tanpa mendapat tugas atau kewajiban yang harus dikerjakan. Kitab suci Veda menyebutkan sebagai berikut :
“Sweswe dharma niwistanam sarwesamapurwacah, warnananmasramanam ca raja srsto, bhiraksita”
Artinya :
Raja atau pemimpin telah diciptakan untuk melindungi warna dan aturanya yang semuannya itu menurun tingkat kedudukan mereka melaksanakan tugas-tugas kewajiban mereka.

Wewenang seorang pemimpin adalah haknya untuk menggerakkan orang-orang atau bawahannya untuk mau mengikuti dan melaksanakan tugas-tugas yang diperintahkan. Tugas adalah kewajiban yang harus dilaksanakan. Ada beberapa hal yang berhubungan dengan tugas dan wewenang seorang pemimpin yang dilaksanakan dalam kepemimpinannya, antara lain :
1.         Planning atau perencanaan
Adalah suatu pemikiran, perencanaan , persiapan, keputusan, dan penerapan yang dilakukan sebagai suatu kegiatan dari seorang pemimpin.
2.         Organisation atau pengelompokan
Adalah usaha untuk mengelompokkan atau menata kegiata yang telah dicantumkan dalam perencanaan. Maksudnya adalah menata orang-orang sipaya melakukan tugas-tugasnya.  Kumpulan orang yang tertata sedemikian rupa memiliki tujuan tertentu yang ingi dicapai.
3.         Directing
Adalah mengusahakan agar rencana pekerjaan itu dapat dilaksanakan. Untuk mendapatkan hasil yang baik maka pemimpin perlu mendapat masukan dari bawahannya. Pola kepemimpinan ini dinamakan Leader type dari directing disebut juga dengan nama Prinsip Counsult.
4.         Coordination
Adalah tindakan untuk memperoleh dan memelihara kesatuan diantara perorangan atau bagian karena usaha yang satu secara konstan merupakan bagian atau pelengkap dari usaha lainnya. Melalui koordinasi akan mendapatkan keyakinan kerja, bahwa usaha ditunjukkan untuk mencapai atau memperoleh hasil yang sama.
5.      Controlling
Adalah pengawasan terhadap rencana yang telah dilaksanakan oleh pemimpin, untuk memperoleh keyakinannya. Melalui kontrol, akan dapat diketahui apakah rencana yang dilaksanakan telah sesuai pelaksanaannya sebagaimana yang diharapkan.

            Disamping itu, pemimpin perlu memeperhatikan syarat-syarat lainnya agar sukses dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Kitab suci agama Hindu menyebutkan sebagai berikut :
“Ring janmadhika meta citta reseping sarwa prajangenaka, ring str Madhya manchara priya wuwus tangde manah kung lulut, yan ring madhyani sang pandita mucap tattwopadesa prihen, yan ring madhyanikang musuh mucapaken wak sura singhakreti”
                                                                                                        (Nitisastra,I.4)
Artinya :
Orang yang terkemuka(pemimpin) harus bisa mengambil hati dan menyenangkan hati orang, jika berkumpul dengan wanita, harus dapat menimbulkan rasa cinta, jika berkumpul dengan pendeta harus dapat membicarakan pelajaran-pelajaran yang baik, jika berhadapan dengan musuh, harus dapat mengucapkan kata-kata yang dapat menunjukkan keberanian eperti seekor singa.
\
E.      Asas-Asas Kepemimpinan Hindu
Hindu sebagai agama tertua di duniasudah tentu menjadi agama yang paling kaya akan sastra-sastra agamanya. Berbagai macam jenis ajaran dimilikinya, semua terangkum dalam kitab suci Veda. Veda adalah sumber tertua ajaran agama hindu.
1.      Panca Dasa Pramiteng Prabhu
Dalam kitab”Negara Kertagama”, Rakawi Prapanca melukiskan keutamaan asas-asas kepemimpinan yang patut dipedomani oleh pemimpin. Asas kepemimpinan yang tertuang dalam Kitab Negara Kertagama sejalan dengan sifat pemimpin besar Indonesia yaitu Gajah Mada. Dinyatakan ada lima belas  keutamaan sifat Gajah Mada yang disebut Dasa Pramiteng Prabhu.
Kata Panca Dasa Pramiteng Prabhu, terdiri dari kata Panca artinya lima, Dasa artinya sepuluh, Pramteng artinya sifat yang utama, Prabhu artinya pemimpin atau raja. Panca Pramiteng Prabhu berarti lima belas macam sifat yang utama yang patut dipedomani dan dilaksanakan oleh setiap pemimpin dalam memimpin masyarkat atau bangsa dan Negara. Sifat-sifat utama seperti apakanh yang patut dipedomani oleh setiap pemimpin?
“Sifat-sifat utama pemimpin yang patut dipedomani oleh setiap pemimpin hindu” antara lain :
a.      Wijaya artinya berlaku bijaksana dan penuh hikmat dalam menghadapi masalah yang sangat penting.
b.      Mantriwira artinya bersifat pemberani dalam membela Negara.
c.      Wicaksanengnaya artinya sanagt bijaksana dalam memimpin.
d.      Natanggawan artinya mendapat kepercayaan dari rakyat dan Negara.
e.      Satyabhakti aprabhu artinya selalu setia dan taat pada atasan.
f.       Wakmiwak artinya pandai berbicara baik di depan umum maupun berdiplomasi.
g.      Sarjawaupasawa artinya bersifat sabar dan rendah hati.
h.      Dhirotsha artinya bersifat teguh hati dalam segala usaha.
i.        Teulelana artinya bersifat teguh iman, selalu riang atau optimis dan antusia.
j.        Dibyacita artinya bersifat lapag dada atau toleransi dapat menghargai pendapat orang lain.
k.      Tansatresna artinya tidak terikat pada kepentingan golongan atau pribadi yang bertentangan dengan kepentingan umum.
l.        Masihtresna Bhuana artinya bersifat menyayangi isi alam.
m.    Ginengpratidina artinya setiap hari berusaha berbuat baik dan berusaha tidak mengulangi perbuatan-perbuatan buruk.
n.      Sumantri artinya bersifat menjadi abdi Negara dan penasihat yang baik.
o.      Anayakenmusuh artinya mampu membersihkan musuh-musih Negara.

2.      Sad Warnaning Rajaniti
Ajara sad Warnaning Rajaniti merupakan salah satu dari sekian banyak ajaran kepemimpinan Hindu. Ajaran kepemimpinan ini patut dipedomani oleh para pemimpin”Hindu” dalam melaksanakana kepemimpinannya.
Kata Sad Warnaning Rajaniti berasal dari bahasa Sanskerta. Dari kata Sad artinya enam, Warnaning  artinya  kesan ysng diperoleh;corak rupa;corak ragam, Raja artinys debu;abu;tepung sari;bunga, dan Niti artinya kemudi;pimpinan;politik dan social etik; pertimbangan, kebijakan. Sad Warnaning Rajaniti adalah enam kesan, corak, dan sifat yang utama sebagai persyaratan kepemimpinan guna memimpin bangsa dan Negara.
Bagian-Bagian dari Sad  Warnaning Rajaniti sebagai ajaran kepemimpinan Hindu, antara lain :
a.       Abhigainnika artinya seorag pemimpi harus mampu menarik perhatian yang positif dari masyarakat, bangsa, dan negara yang dipimpinnya.
b.      Prajna artinya seorang pemimpin harus memiliki daya kreatif yang benar sesuai dengan dharma guna memimpin bangsa dan negara ini.
c.       Utsaha artinya seorang pemimpin harus memiliki daya kreatif yang luhur untuk memajukan kepentingan masyarakatnya.
d.      Sakya Samanta artinya seorang pemimpin harus mampu mengontrol bawahannya dan sekaligus memperbaiki hal-hal yang dipandang kurang baik untuk menjadi lebih baik.
e.       Atma Sampad artinya pemimpin harus memiliki moral yang baik dan luhur sehingga dapat dipedomani oleh bawahannya dan masyarakat yang dipimpinnya.
f.       Aksudra Paristha artinya seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memimpin persidangan para menterinyadan menarik kesimpulan yang bijaksana sehingga dapat diterima oleh semua pihak.

Keenam persyaratan utama para pemimpin, sebagaimana yang disebutkan hendaknya dijalani dan diamalkan. Dengan demikian tujuan yang ingin dicapai dalam mengantarkan bangsa dan negara mini dengan mudah dapat tercapai.
“Sasi brata umar sukang rat kabeh, ulah ta mrdhu komala yan katon, guyun tamamnis ya tulya mrta, asing matuha pandita ta swagata”.
                                                                                   (Kakawin Ramayana,21.14)
Artinya:
Brata Sang Hyang Candra membuat senangnya semua masyarakat, laksanamu agar simpatik(menarik) dipandang, senyuman supaya manis berseri-seri bagaikan air penyeduan (amrta), setiap orang tua dan pandita supaya di hormati.

3.      Panca Upaya Sandhi
Melaksanakan kewajiban sendiri adalah wujud sikap dan tindakan yang mulia dan terpuji. Tidak ada sesuatu yang dapat tercapai dalam hidup ini tanpa diikuti dengan usaha dan upaya. Tatkala kita sebagai pemipin, ada lima upaya yang harus dilakukan yang dsebut Panca Upaya Sandhi.
Kata Panca upaya sandhi terdiri dari kata, Panca artinya lima, upaya artinya usaha, akal, ikhtiar(untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar), Sandhi artinya rahasia, kode, berita. Panca Upaya Sandhi berarti lima macam usaha dan upaya yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin untuk menghadapi dan menyelesaikan persoalan serta tantangan yang menjadi tanggung  jawabnya. Ajaran Panca Upaya Sandi tersurat dalam lontar Sivabuddha Gama Tattwa.
Bagian-bagian dari ajaran Panca Upaya Sandhi yang dimaksud adalah
a.       Maya artinya seorang pemimpin hendaknya memiliki dan melakukan upaya dalam pengumpulan data atau permasalahan yang belum jelas kedudukan dan profesinya sehingga dapat dilakukan penataan lebih lanjut untuk mencapai kesempurnan.
b.      Upeksa artinya seorang pemimpin hendaknyan memiliki upaya dan kemampuan untuk meneliti dan menganalisis semua data dan informasi yang ada sehingga semua permasalahan  yang dihadapi itu dapat diletakkan pada proporsinya masing-masing.
c.       Indrajala artinya seorang pemimpin hendaknya memiliki upaya dan kemampuan untuk mencarikan jalan keluar setiap permasalahan dihadapi oleh masyarakat yang dipimpinya.
d.      Wikrama artinya seorang pemimpin hendaknya memiliki uapay dan kemampuan untuk melaksankan semua rencana dan rumusan yang telah diprogramkan sebelumnya.
e.       Logika artinya seorang pemimpin dalam melaksanakan semua tindakannya, hendaknya selalu didahului denagn pertimbangan nalar yang sehat dan dapat diterima oleh masyarakat kebanyakan. Segala sesuatu yang diupayakan bukan didasarkan pada emosi semata.

“Niham bratani Sang Hyang Indra lapan sira ngudanaken tumrepting jagat. Sira ta tuladanta  Indra brata. Subhanaya undanta menghyabirat.
                                                                                               (Kakawin Ramayana,21.11)
Artinya :
Inilah bratanya Sang Hyang Indra yang patut diikuti. Beliaulah yang menurunkan hujan untuk kemakmuran jagat. Beliau patut diikuti yang disebut Indra Brata. Sangat utama tujuan itu yang menyuburkan rakyat.

4.      Nawa Natya
Dalam lontar Nawa Natya, yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno diperoleh penjelasan bahwa seorang pemimpin dalam memilih pembantu-pembantu harus bijaksana.
Kata Nawa Natya terdiri dari kata Nawa artinya Sembilan, Natya artinya teguh;bertata susila. Nawa Natya artinya Sembilan sifat dan sikap teguh serta bersusila yang harus dimiliki oleh para pemimpin dan para pembantu-pembantunya guna mewujudkan kesejahteraan dan kebahagian bangsa dan negara yang dipimpinnya.
Bagian-bagian dari ajaran Nawa Natya adalah sebagai berikut :
a.       Pradnya Widagda artinya seorang yang bijaksana dan mahir dalam berbagai ilmu pengetahuan serta teguh pendirian.
b.      Wira Sarwa Yudha artinya pemberani, pantang menyerah dalam menghadapi berbagai masalah atau tantangan.
c.       Paramartha artinya para pemimpin hendaknya memiliki sifat yang mulia dan luhur.
d.      Dhirotsaha artinya para pemimpin hendaknya memiliki ketekunan dan keuletan dalam semua pekerjaannya.
e.       Pragiwakya artinya para pemimpin pandai berbicara di depan umum dan pandai berdiplomasi.
f.       Samaupaya artinya para pemimpin hendaklah setia pada janji yang dibuatnya dengan pihak  lain atau masyarakat.
g.       Laghawangartha artinya para pemimpin hendaknya tidak bersifat pamrih terhadap harta benda di dalam hidup ini.
h.      Wruh ring Warwa Bastra artinya para pemimpin tahu cara mengatasi macam-macam kerusuhan.
i.        Wiweka artinya paraa pemimpin dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

‘Bhatara Rawi mangisep wilana endi tan kara caneh-caneh de nira. Samangkana kita talap pangguhen tatar gelis yeka surya brata”.
                                                                                               (Kakawin Ramayana,21.13)
Artinya :
Beberatan Sang Hyang Surya adalah mengisap air. Tidak dengan tergesa-gesa tetapi sangat berhati-hati beliau. Agar seperti beliaulah caranya bekerja, menunjukkan pembuktian dengan tidak tergesa-gesa. Itulah beberatan Sang Hyang Surya.


F.   Sifat Kepemimpinan Hindu
Prof.Arifin Abdul Rachman dalam bukunya yang berjudul’Kerangka Pokok-pokok Manajemen Umum” menyebutkan bahwa terdapat tiga golongan sifat  para pemimpin, antara lain:
1.      Sifat-sifat pokok, yaitu sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh setiap pemimpin, antaara lain adil, suka melindungi, penuh inisiatif, penuh daya tarik, dan penuh kepercayaan pada diri sendiri.
2.      Sifat-sifat khusus karena pengaruh tempat, yaitu sifat-sifat yang pada pokoknya sesuai dengan kepribadian bangsa, seperti bangsa Indonesia dengan Pancasila sebagai kepribadiannya, sebagai dasar  negara dan cita-cita bangsa.
3.      Sifat-sifat khusus Karena pengaruh dari berbagai macam atau golongan pemimpin, seperti pemimpinpartai politik, pemimpin keagamaan,pemimpin serikat buruh, dan sebagainya.

Lontar ‘Raja Pati Gondala” menjelaskan bahwa seorang pemimpin hendaknya bersifat penuh sahabat. Hal ini dikenal dengan istilah’Upaya Guna”, Ada 6 sifat bersahabat bagi seorang pemimpin yang disebut dengan’Sad Upaya Guna”. Selanjutnya Lontar Raja Pati Gondala menyebutkan bahwa idipimpinnya yang disebut dengan istilah Tri Upaya Sandhi,
Lontar raja Pati Gondala menyebutkan sepuluh macam hal yang patut dijadikan sahabat oleh seseorang pemimpin atau raja, antara lain :
1.      Satya artinya jujur
2.      Arya artinya orang besar
3.      Dharma artinya kebajikan
4.      Asurya artinya orang yang dapat mengalahkan musuh.
5.      Mantri artinya orang yang dapat mengalahkan kesusahan.
6.      Salyatawan artinya orang yang banyak sahabatnya.
7.      Bali artinya orang yang kuat dan sakti.
8.      Kaparamartha artinya kerohanian.
9.      Guna artinya orang banyak ilmu/pandai.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

3 komentar:

I Wayan Rudiarta mengatakan...

Nice blog. and good information

Anonim mengatakan...

Trimakasih

ARKA mengatakan...

terima kasih, sudah diberikan kesempatan membaca, berharap agar semua pemuka agama dapat mengamalkan dan menyebar luaskan amalan yg terserat dalam sastra niti ,,

Posting Komentar