11.
Kurangnya
Kegemaran Membaca
Kurangnya
kegemaran membaca adalah menurunnya keinginan untuk menambah pengetahuan lewat
jendela dunia berupa bacaan sebagai sumber informasi.
Rendahnya
minat baca dikalangan siswa khususnya siswa kelas X SMA dan masyarakat
Indonesia pada umumnya, berpengaruh buruk terhadap kualitas pendidikan. Wajar,
sudah lebih setengah abad bangsa Indonesia merdeka, permasalahan kualitas
pendidikan masih berada dalam potret yang buram. Kualitas pendidikan bangsa
Indonesia masih tertinggal dari negara-negara tetangganya.
Kurangnya
kegemaran membaca di kalangan siswa terjadi karena siswa terbiasa dicekoki oleh
informasi instan yang biasa diperoleh dari siaran TV dan media elektronik
lainnya. Disamping itu, remaja menganggap membaca adalah hal yang membosankan.
Padahal dengan membaca cakrawala intelektual kita bisa terbuka dan menjadikan
kita lebih tanggap akan lingkungan sekitar.
Mengingat pentingnya membaca dalam kehidupan
sehari-hari khususnya bagi para pelajar, maka tingginya minat baca bagi para
pelajar, wajib dipupuk karena membaca amat menentukan bagi prestasi seorang
pelajar. Bagaimana prestasi belajar siswa akan tinggi jika para siswa enggan membaca
baik buku–buku yang berhubungan denganpelajaran ataupun buku–buku lainnya yang
menunjang?.
Buku adalah harta terpendam yang dapat
mencerdaskan bangsa, bagaimana bangsa kita bisa cerdas jika setiap pelajarnya
enggan untuk membacanya. Tinggi rendahnya minat baca suatu bangsa amat
menentukan kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia
sangat menentukan perkembangan suatu bangsa.
Meskipun hampir di setiap sekolah memiliki
perpustakaan, namun selama ini perpustakaan hanya dianggap tempat menyimpan
buku. Hanya sedikit pelajar yang memiliki kesadaran untuk berkunjung ke
perpustakaan pada saat waktu luang. Sebagian besarnya menggunakan waktu luang
untuk kongkow-kongkow atau sekedar mengobrol kanan, kiri, kalaupun ada yang
berkunjung ke perpustakaan itu hanya pada saat–saat tertentu saja, misalnya
pada saat ada tugas dari para guru. Ada juga para siswa yang berkunjung ke
perpustakaan hanya untuk membaca cerita roman, para siswa tidak memiliki
kesadaran akan arti penting membaca.
22. Apa
yang menyebabkan munculnya masalah kurang membaca ?
·
Karena
membaca bukan budaya masyarakat Indonesia. Kita lebih terbiasa mendengar orang
tua ataupun kakek nenek kita bercerita dan mendongeng ketimbang membaca buku
cerita.
·
Pengaruh
budaya dengar, tonton, dan media elektronik yang berkembang pesat. Anak tidak
dibiasakannya mengisi waktu luang dengan membaca buku, sebaliknya tahan
berlama-lama nonton televisi. Ada yang mengatakan bahwa budaya baca di
Indonesia yang memprihatinkan ini karena kita langsung meloncat dari budaya
lisan ke gambar (televisi dan film). Sedangkan negara-negara barat dimulai dari
budaya bicara, baca, baru ke gambar.
·
Sistem
pembelajaran di Indonesia belum membuat pelajar atau mahasiswa harus membaca
buku, mencari, dan menentukan informasi lebih dari sumber yang diajarkan di
sekolah.
·
Kurang
tersedianya buku-buku yang berkualitas dengan harga yang terjangkau juga
menjadi faktor penyebab rendahnya minat baca. Hal itu diperparah minimnya
perpustakaan di tempat-tempat umum yang mudah dijangkau. Juga kurang memadainya
koleksi, fasilitas, dan pelayanan yang ada. Termasuk, tidak meratanya
penerbitan dan distribusi buku ke berbagai daerah.
Beberapa
faktor penyebab kurangnya kegemaran membaca di kalangan remaja adalah :
1.
Faktor Lingkungan
·
Lingkungan adalah faktor utama dalampembentukan
kepribadian seseorang, jika lingkungan sekitar kita berisikanorang-orang yang
memiliki hobi kongkow-kongkow, tidak suka membaca sedikit banyakakan
mempengaruhi diri kita.
2. Teknologi
yang semakin canggih
·
Banyaknya media hiburan seperti TV,
komputer, hand phone, VCD, tape recorder,dan lain–lain. Hal ini banyak menyita
waktu dan orang lebih memilih menikmatihiburan dibandingkan dengan membaca buku
.
3.
Kurangnya Kesadaran
·
Meskipun kedua faktor di atas tidakada, hobi
membaca tidak akan tercipta jika kita tidak menanamkan kesadaran akanmanfaat
membaca. Namun sebaliknya, meskipun kedua faktor di atas ada , jika
masing-masing individu menanamkan rasa kesadaran akan pentingnya membaca,
tentusaja hobi membaca akan muncul dalam diri kita dan membaca akan
menjadikebutuhan bagi diri kita.
4.
Kurangnya Motivasi
·
Motivasi dari berbagai pihak amat dibutuhkan
terutama dari dewan guru dan orang tua murid .
5.
Suasana Perpustakaan yang kurang nyaman
3. Bagaimana cara menanggulanginya ?
1. Memberikan pemahaman akan
pentingnya membaca
Cara ini menekankan pada siswa
bahwa membaca memiliki banyak manfaat. Karena dari membaca pengetahuan semakin
luas dan akan banyak hal baru yang akan kita dapat .
2. Motivasi dari berbagai pihak
Guru sebagai fasilitator wajib memberikan
motivasi kepada para siswanya, dengan cara memberikan berbagai tugas yang
sumbernya dapat diperoleh di perpustakaan, dengan begitu siswa akan sering
berkunjung ke perpustakaan. Bukan hanya dewan guru saja yang wajib memberi
motivasi tapi juga orang tua siswa, karena motivasi merupakan energi penting
didalam meraih keberhasilan, dan merupakan bentuk aktualisasi yang pada umumnya
diwujudkan dalam perbuatan nyata.
3. Membuat suasana perpustakaan menjadi nyaman .
Suasana perpustakaan yang
nyamanmembuat para siswa betah untuk berlama-lama di perpustakaan dan hal ini
akanmendorong siswa untuk berkunjung ke perpustakaan serta membaca buku–buku
yangada.
4. Ketersediaan buku-buku yang berkualitas di
perpustakaan
Buku-buku yang berkualitas dan
mudah di telaah akan mendorong para siswa untuk gemar membaca dan menjadikan
membaca sebagai kebutuhan.
5. Adanya kesamaan Visi
dan Misi dari pemerintah dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat pada
umumnya dan khusus pelajar
6. Selain sekolah sebagai institusi yang mengajarkan
membaca, peran ibu dinilai amat berpengaruh. Seorang ibu biasanya memiliki
waktu jauh lebih banyak dibandingkan ayah. Anak juga lebih dekat dengan ibu.
Ibu punya kekuatan luar biasa untuk membentuk anak. Kalau ibu menggunakan
peranannya dalam konteks memberikan contoh yang baik bagi anaknya, seperti
membaca maka anak akan menjadi pembaca.
7. Mengenalkan
buku/bacaan terhadap anak sejak kecil, serta membiasakan diri untuk mengajak
anak mengunjungi toko buku dan perpustakaan.
8. Guru atau dosen lebih sering memberi tugas yang membuat
anak didik harus mencari informasi di perpustakaan.
9. Saling membacakan secara bergantian dalam suatu kelompok
dapat memberikan nuansa berbeda pada materi yang dibacanya, kemudian
dilanjutkan dengan membahas inti bacaanya.
10. Mengundang penulis, nara sumber atau tokoh yang
berhubungan dengan buku yang dibaca. Sehingga dapat memotivasi untuk juga
berkarya tulis.
11. Melakukan kunjungan ke tempat-tempat objek tulisan,
sehingga dapat mencocokkan apa yang dilihat dan dibaca.
12. Membiasakan
saling memberikan buku sebagai hadiah.
13. Meminjamkan buku satu sama lain
14. Membuat
anggaran khusus belanja buku
15. Pengadaan lomba-lomba membaca dan menulis, menggambar
dengan memberikan penghargaan, menjadi pendorong untuk menggairahkan minat
baca.
16. Mempagelarkan karya-karya tulis dalam suatu pementasan,
dimaksudkan untuk mengembangkan budaya baca melalui seni seperti tari, nyanyi,
musik, puisi dan lain-lain.
4. Kelemahan dan Kebaikan
masing-masing cara
Cara 1 : Memberikan
pemahaman akan pentingnya membaca
Kebaikan : Remaja atau siswa paham akan arti penting membaca dan
mulai menanamkan pemahaman bahwa membaca sangat baik untuk menambah ilmu
pengetahuan.
Kelemahan : Guru hanya bisa memberikan penekanan pada siswa tentang hal
baik yang dapat dipetik dari membaca. Cara ini mungkin hanya berlangsung
sementara tanpa ada proses berkelanjutan.
Cara 2 : Motivasi
dari berbagai pihak
Kebaikan : Karena motivasi yang diberikan dari berbagai pihak,
siswa menjadi terpacu keinginannya untuk membaca. Dan apabila dimotivasi secara
terus menerus, hal ini akan menjadi kebiasaan baik.
Kelemahan : Siswa cenderung hanya akan bergantung pada motivasi dari
pihak-pihak tertentu tanpa ada kemauan mandiri untuk membaca. Muncul suatu
ketergantungan akan motivasi setiap ingin membaca.
Cara 3 : .
Membuat suasana perpustakaan menjadi nyaman .
Kebaikan : Karena suasana perpustakaan nyaman, siswa akan lebih
sering berkunjung ke perpustakaan untuk membaca buku. Suasana perpstakaan yang
nyaman, membuat siswa ingin lebih lama berada di sana untuk membaca.
Kelemahan : Cara ini diragukan, karena ada kemungkinan, siswa bukannya
membaca, tapi malah berkunjung ke perpus untuk sekedar melepaskan penat sehabis
pelajaran karena suasana perpustakaan yang nyaman. Perpustakaan justru
dijadikan tempat berkumpul untuk bercerita antar siswa.
Cara 4 : Ketersediaan buku-buku yang berkualitas di perpustakaan
Kebaikan : Dengan adanya sumber buku yang berkualitas, siswa bisa
memperoleh informasi yang lebih actual mengenai suatu peristiwa yang terjadi di
lingkungan sekitar.
Kelemahan : Seringkali, ketersediaan buku-buku yang berkualitas
terbatas di perpustakaan. Sehingga tidak semua siswa dapat memetik ilmu dari
buku tersebut.
Cara 5 : Adanya
kesamaan Visi dan Misi dari pemerintah dalam rangka meningkatkan minat baca
masyarakat pada umumnya dan khusus pelajar
Kebaikan : Dengan adanya kesamaan visi dan misi antar pemerintah
dan masyarakat, akan mempermudah penyampaian solusi untuk mengatasi masalah
kurangnya kegemarn membaca di kalangan siswa.
Kelemahan : Terkadang solusi dari pemerintah penyampaiannya terlambat.
Pendistribusian buku-buku yang berkualitas juga harus melewati sistem
perjalanan yang panjang terlebih dahulu.
Cara 6
Kebaikan : Melalui peranan seorang ibu, anak akan lebih tertarik
mencoba hal baru khususnya membaca. Karena adanya kedekatan antara seorang ibu
dan anak akan mempermudah membentuk kebiasaan membaca yang baik untuk masa
depan nanti.
Kelemahan : Ada saja peran ibu yang tidak sepenuhnya tertuju pada
kebiasaan baik anak, sehingga anak tidak terlatih membaca sejak dini. Hal ini
akan membawa dampak buruk bagi perkembangan anak selanjutnya, anak akan malas membaca
dan pengetahuannyapun akan terbatas.
Cara 7
Kebaikan : Dengan sering
mengunjungi toko buku dan semacamnya, akan membentuk pola pikir positif pada
anak bahwa kelak membaca akan menjadi kewajibanya agar memiliki cakrawala pikir
yang luas sehingga mampu menghadapi perkembangan dunia yang semakin maju.
Kelemahan : Sifat ilmiah pada anak yaitu keinginannya untuk bermain
menjadi salah satu penghambat pelaksaan cara ini. Karena orangtua tidak bisa
memaksakan anak untuk mengikuti semua keinginannya, anak juga berhak menikmati
masa kecilnya dengan bermain dan bukan hanya membaca.
Cara 8
Kebaikan : Cara ini dapat membentuk kebiasaan membaca yang baik
sejak dini. Selagi dini, daya tangkap dan imajinasinya mulai berkembang lewat
hal-hal yang ia baca.
Kelemahan : Ada kesulitan menanamkan kebiasaan membaca sejak dini,
karena masa itu adalah masa aktifnya untuk bermain dan mengenal dunia luar,
bukan hanya mengetahui dunia luar lewat bacaan tanpa melihat langsung.
Cara 9
Kebaikan : Cara ini baik untuk melatih kemampuan menyerap
inti-inti bacaan sehingga membaca akan terasa mengasikkan bila kita mampu
menemukan inti ceritanya.
Kelemahan : Adanya kecendrungan malas berpikir untuk menemukan inti
bacaan, sehingga membaca hanya menjadi sekedar tugas tanpa ada manfaat yang
dapat dipetik.
Cara 10
Kebaikan : Dengan didatangkannya narasumber, dsb akan memacu
semangat siswa untuk ikut berkarya agar bisa menjadi sepertinya. Semangat itu
bisa muncul lewat pengalaman yang diceritakan oleh narasumber tersebut.
Kelemahan : Hanya sebagian pihak yang mampu menerapkan cara ini,
karena untuk mendatangkan narasumber diperlukan biaya dan pemilihan waktu yang
tepat agar penyampainnya bia membangkitkan pola pikir positif akan perlunya
membaca.
Cara 11
Kebaikan :
Cara ini ampuh untuk membuktikan hal yang diperoleh siswa dari membaca dan
membandingkannya dengan keadaan yang ada di lingkungan sekitar.
Kelemahan :Cara ini memerlukan kemampuan observasi dan membandingkan
hal yang satu dan yang lain dengan cermat. Namun tidak semua siswa memiliki minat
dan kemampuan akan hal ini.
Cara 12
Kebaikan : Dengan memberikan buku sebagai hadiah, siswa bisa
berbagi buku kegemaran pada teman-teman yang lain. sehingga buku bisa dijadikan
alternative hadiah yang bemanfaat.
Kelemahan : Tidak semua remaja menganggap buku sebagai hadiah yang
menarik. Mereka terlanjur menganggap barang-barang aksesorislah yang menarik
dijadikan sebagai hadiah.
Cara 13
Kebaikan : Dengan saling meminjam buku, berarti ada tambahan ilmu
yang bisa diperoleh dari buku yang dipinjam tersebut. Disamping itu, bisa
menghemat biaya dalam pembelian buku, karena bisa saling tukar menukar buku
kegemaran.
Kelemahan : Di zaman modern sekarang ini, sangat jarang ditemui remaja
yang saling tukar menukar buku, karena mereka menganggap hal ini sebagai suatu
yang ketinggalan zaman. Karena di era yang sekarang ini semua hal bisa didapat
dengan mudah dengan mengakses internet.
Cara 14
Kebaikan : Cara ini baik dilakukan agar pembelian buku-buku bisa
terjadwal dengan baik, sehingga pembelian buku tidak dijadikan sebagai alasan
pemborosan tapi justru untuk kepentingan menambah wawasan.
Kelemahan : Di zaman modern ini, kebutuhan hidup semakin bertambah,
ditambah lagi perekonomian yang makin sulit, sehingga daftar anggaran membeli
buku seringkali dianggap tidak terlalu penting.
Cara 15
Kebaikan : Cara ini sangat baik untuk menyalurkan aspirasi dari
siswa-siswa yang gemar membaca atau menulis. Ajang seperti ini bisa dijadikan
sebagai jendla wawasan ilmu pengetahuan yang luas.
Kelemahan : Acara-acara seperti ini seringkali terlupakan, karena
remaja cenderung memilih acara yang bertujuan menghibur daripada acara yang
bertujuan untuk mendidik.
Cara 16
Kebaikan : Cara ini baik untuk siswa yang gemar membaca dan
sebagainya namun ingin mengaplikasikannya dalam bentuk seni. Acara seperti ini
akan menjadi ajang penampilan bakat dari siswa-siswa khususnya siswa SMA kelas
X.
Kelemahan : Acara seperti ini seringkali disalah artikan sebagai ajang
pertunjukan seni tanpa memperhatian unsur sastra yang ingin ditampilkan. Remaja
cenderung memperhatikan unsur seninya daripada sastranya.
2 komentar:
ijin copas
Artikel yang menarik... semoga terus berkembang... Saya ingin berbagi wawancara dengan Leonardo da Vinci (imajiner) di http://stenote-berkata.blogspot.hk/2018/03/wawancara-dengan-leonardo.html
Posting Komentar